Beranda | Artikel
Cara Hikmah Mendakwahi Orang Tua
Jumat, 1 April 2022

[Rubrik: Sekedar Sharing]

Berdakwah kepada orang tua memang sangat butuh kepada kesabaran, karena yang namanya orang tua itu punya jiwa tua. Apabila kita mencoba memberikan nasihat atau masukan, bukan tidak mungkin justru direspon dengan kalimat yang bernada mengerdilkan,

“Kamu masih anak ingusan!”

atau

“Kamu cuma anak kemarin sore, kok berani menasihati saya!”

Serta kalimat-kalimat lainnya yang semakna. Tentu menghadapi respon semacam ini butuh kepada kesabaran.

Lalu bagaimana cara mendakwahi orang tua? Menurut kami, cara yang paling efektif untuk mendakwahi orang tua adalah terlebih dahulu meraih simpati orang tua dengan menunjukkan akhlak mulia. Kita tunjukkan bahwa kita anak yang semakin berbakti, semakin berprestasi, semakin perhatian kepada orang tua, dan kita tunjukkan bahwa agama dan manhaj kita ini mengantarkan kepada agama dan budi pekerti yang lebih baik. Selain itu, kita juga bisa minta bantuan orang lain untuk menasihatinya, semisal dari orang-orang yang disegani oleh orang tua, seperti kakek, nenek, atau orang lain yang dihormati dan diseganinya.

Kemudian kita harus sadar bahwa hanya Allah satu-satunya Dzat yang membolak-balikkan hati, karena itu jangan lupa agar selalu mendoakan orang tua di waktu-waktu atau tempat-tempat mustajab.

Mudah-mudahan kesabaran yang diiringi dengan doa, Allah membukakan hati orang tua kita untuk menerima kebenaran.

Kita bisa mencontoh kesabaran Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang berulang kali mendakwahi ibunya. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata,

مَا سَمِعَ بِي أَحَدٌ، يَهُوْدِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِيٌّ إِلاَّ أَحَبَّنِي، إِنَّ أُمِّي كُنْتُ أُرِيْدُهَا عَلَى الإِسْلاَمِ فَتَأْبَى، فَقُلْتُ لَهَا فأَبَتْ، فَأَتَيْتُ النَّبَّي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ: اُدْعُ اللهَ لَهَا، فَدَعَا، فَأَتَيْتُهَا وَقَدْ أَجَافَتْ عَلَيْهَا البَابَ – فَقَالَتْ: يَا أَبَا هُرَيْرَةَ ! إِنِّي أَسْلَمْتُ، فَأَخْبَرْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْتُ: اُدْعُ اللهَ لِي وَلِأُمِّي، فَقَالَ: “اَللَّهُمَّ ! عَبْدُكَ أَبُوْ هُرَيْرَةَ وَأُمُّهُ، أَحِبَّهُمَا إِلَى النَّاسِ

“Tidak seorang pun yang mendengarku, baik dari golongan Yahudi dan Nashrani kecuali pasti dia mencintaiku. Dahulu aku berharap agar ibuku masuk Islam, akan tetapi dia menolak. Lalu saya katakan hal itu kepadanya (sekali lagi), namun dia tetap menolak.
Maka aku pun menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kukatakan kepada beliau,
“Doakanlah ibuku (agar dapat memeluk Islam).”
Beliau lalu mendoakannya. Lalu aku menemui ibuku dan aku menjumpai ia menutup pintu rumahnya. Ibuku lalu berkata,
“Wahai Abu Hurairah saya telah masuk Islam.”
Maka aku pun memberitahukan hal ini kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Aku berkata kepada beliau,
“Doakanlah diriku dan ibuku.”
Beliau pun berdoa, “Ya Allah, hambaMu Abu Hurairah dan ibunya, jadikanlah manusia mencintainya keduanya.” (HR Bukhari dalam Adabul Mufrad no. 34, hasan)

Artikel www.muslimafiyah.com (Asuhan Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp. PK, Alumnus Ma’had Al Ilmi Yogyakarta)


Artikel asli: https://muslimafiyah.com/cara-hikmah-mendakwahi-orang-tua.html